CBI Group didirikan pada 1982 oleh seorang pengusaha kaya, Haji Abdul Rasyid Akhmad Saleh (AR). Saat itu, grup tersebut menggunakan nama lain, Grup Tanjung Lingga. Selama beberapa dekade di sektor sumber daya alam di Kalimantan Tengah, CBI Group telah terlibat dalam kasus-kasus deforestasi, pelanggaran hak asasi manusia, dan konflik lahan dengan masyarakat lokal. Dengan setidaknya tujuh anggota keluarga Abdul Rasyid pernah menjabat sebagai gubernur, bupati, dan anggota legislatif, pemilik mayoritas grup juga memiliki pengaruh politik yang signifikan.