POIN KUNCI
- Perlu dipastikan adanya perlindungan terhadap semua kantong gajah tersisa, termasuk di dalam konsesi.
- Terhadap konsesi yang berada dalam kantong gajah, perlu dipastikan adanya rencana konservasi gajah di dalam konsesi tersebut.
- Alokasi APBN untuk konservasi spesies perlu ditingkatkan.
RINGKASAN
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) mengalami penurunan populasi dari waktu ke waktu. Tahun 1985 populasinya sebanyak 2800 – 4800 Individu (Blounch 1985), sementara tahun 2021, sebagaimana Surat Edaran Dirjen KSDAE, menjadi sebanyak 924 – 1359 Individu. Penurunan populasi gajah sumatera sepanjang 2011-2017 mencapai angka 700 individu.
Tak hanya populasi, ruang hidupnya, atau biasa disebut kantong gajah, juga menyusut. Kepunahan lokal terjadi di hampir separuh kantong gajah. Pada tahun 1985 tercatat ada 44 kantong gajah sumatera, tapi hanya tersisa 22 pada 2021, dan itu pun sebagian besar dalam keadaan kritis (RTM 2020).
Berbagai ancaman mengintai gajah, seperti perburuan, pagar listrik, jerat dan konflik dengan manusia yang kerap berujung pada kematian gajah sumatera. Apalagi, sebagaimana tercatat dalam Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera 2007 – 2017, 85% kantong gajah berada di luar kawasan konservasi.
Tentu banyak pihak tak berpangku tangan selama ini. Namun, data-data di atas memicu pertanyaan penting mengenai kinerja konservasi gajah selama ini. Guna mengulasnya, Auriga Nusantara berinsiatif menyelenggarakan webinar Kinerja Konservasi Gajah ini.
WAKTU & TEMPAT
Hari/Tanggal : Rabu, 17 November 2021
Pukul : 13.30 - 15.30 WIB
Tempat : kanal youtube Auriga Nusantara
NARASUMBER
- Dr. Wisnu Sukmantoro (Wakil Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan satwa): Ancaman dan Konservasi Gajah Sumatera di Indonesia
- Riszki Is Hardianto (Auriga Nusantara): Kantong Gajah Sumatera dalam Konsesi
- Dr. Gunggung Senoaji (Dosen Universitas Bengkulu): Menyelamatkan Gajah Sumatera Yang Tersisa di Provinsi Bengkulu
Auriga juga mengundang Ditjen KSDAE KLHK dan Sinarmas Grup menjadi narasumber. KLHK diharapkan menyampaikan materi mengenai alokasi APBN bagi konservasi gajah, sedang Sinarmas Grup diharapkan memaparkan desain dan praktik konservasi gajah di dalam konsesinya. Namun, keduanya berhalangan hadir.