Kejahatan satwa (wildlife crime), seperti perburuan, pemeliharaan, perdagangan, penyelundupan hingga pembunuhan, masih merupakan isu pinggiran di publik Indonesia. Terlihat, misalnya, media-media belum banyak memberi ruang pemberitaannya.
Padahal, kejahatan satwa berkontribusi signifikan terhadap keterancaman eksistensi satwa liar, termasuk di Indonesia. Secara global, besaran ekonomi kejahatan satwa bahkan mengimbangi perdagangan narkoba, senjata, dan penyelundupan manusia. Asia Tenggara, di mana Indonesia sebagai negara terluas dan pemilik keragaman hayati terbanyak, bahkan kini dipandang sebagai pasar terbesar satwa liar ilegal di dunia.
Di Indonesia, perdagangan ilegal satwa dilindungi diperkirakan mencapai Rp 13 triliun per tahun. Indonesia sendiri dianggap merangkap produsen dan pasar global perdagangan ilegal satwa dilindungi. Fenomenanya terlihat dari banyaknya figur publik yang memelihara satwa liar eksotis, termasuk bersumber dari luar negeri. Hukum Indonesia sendiri masih relatif lemah melindungi satwa liar yang bersumber dari luar negeri, meski di negara asalnya satwa tersebut dilindungi.
Maka, tak mengherankan bahwa kejahatan satwa liar yang terungkap selama ini hanyalah puncak gunung es yang tidak menampakkan dasarnya yang justru jauh lebih luas.
Berangkat dari permasalahan di atas, Garda Animalia dan Auriga Nusantara menginisiasi Bela Satwa Project. Proyek ini berupa dukungan bagi pengungkapan praktik kejahatan terhadap satwa liar yang terjadi di Indonesia.
Ketentuan Umum
Lokakarya
Peserta terbatas untuk 53 individu terdiri dari jurnalis dan mahasiswa yang memiliki latar belakang pengalaman dan pemahaman berkaitan dengan jurnalistik dan/atau investigasi.
Syarat menjadi peserta lokakarya:
Hibah Liputan
Peserta terbatas untuk 15 individu/kelompok yang telah mengikuti lokakarya dan dinyatakan lolos seleksi proposal.
Syarat peserta hibah liputan:
Maret - April 2022 — Pengajuan proposal liputan
11-15 April 2022 — Lokakarya
Lokakarya dilaksanakan secara online dan bersifat tertutup. Sejumlah 53 jurnalis mengikuti lokakarya. Mereka berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua.
Pada hari pertama, lokakarya membahas ulik data. Hadir sebagai narasumber: Niko (Garda Animalia) yang memaparkan Data Perdagangan Ilegal Satwa Liar di Indonesia; Roni Saputra (Auriga Nusantara) mengupas Peraturan Perlindungan Satwa Liar di Indonesia; Sulih Primara (Auriga Nusantara) menyajikan Ekspor Legal Keluarga Parrot; dan Supintri Yohar (Auriga Nusantara) mengupas Kondisi Habitat Satwa Liar di Indonesia.
Jurnalisme data dibahas pada hari kedua. Hadir sebagai narasumber Aqwam Hanifa (Narasi) dengan materi OSINT & Cybercrime Trafficking Satwa Liar; dan Ramada Febrian (Auriga Nusantara) dengan materi Visualisasi Data.
Jurnalisme investigasi dibahas pada hari ketiga. Yosep Suprayogi (wartawan senior Tempo) menyampaikan paparan Merencanakan Liputan Investigasi; dan Sandy Indra Pratama (Pemred betahita.id) yang menyampaikan Protokol Keamanan Dalam Liputan Investigasi.
Sepanjang hari keempat, peserta diajak bersimulasi menyusun outline dan proposal liputan.
9 Mei 2022 — Pengumuman penerima hibah
Setelah menyeleksi 23 proposal yang diajukan calon fellow, pada 9 Mei Garda Animalia dan Auriga Nusantara beserta para mentor memutuskan 17 pengaju yang lolos, yang mana 5 di antaranya sebagai liputan kolaboratif, menjadi fellow Bela Satwa Project 2022
Para fellow ini berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua.
Terhadap usulan yang berkorelasi, baik secara tema, tempat dan target pemantauan, atau hal lainnya, dijadikan sebagai liputan kolaboratif. Pada liputan kolaboratif ini, setiap fellow tetap mengejar pemenuhan usulan liputannya, tapi secara sumber daya, informasi, dan bahkan berbagi interview, dapat dilakukan secara berbagi-pakai.
Perdagangan ilegal satwa tertentu, pemanenan berlebih biota laut, hingga pemantauan pasar satwa merupakan topik-topik yang terpilih pada Bela Satwa Project 2022.
23-27 Mei 2022 — Coaching clinic
Sebanyak 23 jurnalis mengikuti coaching clinic investigasi Bela Satwa yang berlangsung pada 24-26 Mei 2022 di Bogor. Peserta berasal dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.
Coaching clinic dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta melakukan penajaman isu liputan, pengayaan bahan, dan penyusunan anggaran liputan. Kegiatan ini diampu oleh Sandy Indra Pratama (Pemred betahita.id), Aqwam Fiazmi Hanifan (Narasi), dan Yosep Suprayogi (Teras.ID).
Hari pertama, kegiatan dimulai dengan penyegaran materi tentang Ide, Angle, dan Outline Liputan. Penyegaran diberikan oleh Sandy. Di akhir hari pertama, peserta diminta untuk merampungkan outline final liputannya.
Di hari kedua, Sandy kembali memberikan materi penyegaran mengenai Teknik Pengumpulan Bahan Investigasi. Setelahnya peserta diminta untuk memperkaya bahan dengan wawancara narasumber dan riset. Peserta kemudian diminta mempresentasikan hasilnya dan mulai menyusun draf tulisan.
Pada hari ketiga, Sandy memberikan materi mengenai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan teknis pengisian logbook. Peserta kemudian diminta untuk membuat RAB berdasarkan outline liputannya.
Juni - Juli — Peliputan dan pendampingan
Agustus 2022 - Serial liputan media
September 2022 — Dialog publik
Bela Satwa Project menyediakan hibah liputan bagi peserta yang lolos seleksi (fellow). Hibah liputan dapat berupa perorangan, kelompok, kolaboratif. Hibah perorangan adalah liputan indivdual yang diajukan oleh satu peserta; sementara hibah kelompok diberikan kepada beberapa orang yang mengajukan satu liputan bersama; sedang liputan kolaboratif adalah dua atau lebih liputan perorangan yang karena kesamaan tertentu dilaksanakan secara kolaboratif.
Besar hibah liputan ditentukan berdasar kategori kepesertaan (individu atau kelompok) dan pertimbangan teknis lainnya (kesulitan, aksesibilitas, kerentanan, dan sebagainya), sebagai berikut:
Setiap fellow berhak atas pendanaan penuh serta pendampingan oleh mentor dan ahli terkait hingga liputannya dirilis di media.
Yosep Suprayogi
Wartawan senior TEMPO. Pernah menjadi Redaktur Pelaksana Desk Investigasi Majalah Tempo. Pada tahun 2009 meraih tiga penghargaan bergengsi dunia jurnalistik, dua di antaranya atas liputan investigasinya: “Akal-akalan Biaya Admin Listrik” yang diganjar Anugerah Mochtar Lubis Award; dan “Lambang dalam Pusaran Mafia Purbakala” yang meraih Anugerah Adiwarta Sampoerna.
Saat ini menjabat Kepala Teras.id, salah satu flagship TEMPO. Yosep juga aktif menjadi pengajar jurnalistik.
Sandy Indra Pratama
Wartawan senior yang tidak asing dengan liputasn investigasi. Pernah menjadi wartawan di Republika, Majalah TEMPO, CNNIndonesia.com, Beritagar.id, hingga memimpin redaksi HukumOnline.
Saat ini menjabat Pemimpin Redaksi Betahita.id, sebuah portal lingkungan. Sandy juga mengajar jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Telkom, dan Stikom Bandung.
Aqwam F. Hanifan
Mengawali karir jurnalistiknya di Tirto.id. Banyak melahirkan liputan in-depth dan investigasi. Saat ini menjabat Produser Program Investigasi di Narasi Newsroom. Aqwam juga aktif sebagai peneliti OSINT (Open Source Intelligence).
Memperingati Hari Harimau Internasional, kami merilis tulisan hasil investigasi terhadap perburuan dan perdagangan harimau sumatera. Tulisan terdiri dari 4 bagian.
EkuatorialHarimau hasil buruan lebih aman dan tidak khawatir dicurigai jika dikirimkan menggunakan pedagang sayur keliling yang kerap keluar masuk desa pelosok, ambulans atau mobil box berpendingin untuk dikirim ke luar daerah.
EkuatorialSeorang pebisnis besar Gaharu yang berdomisili di Jakarta juga menjual enggang, kulit, taring dan tulang harimau yang dijadikan bonus tambahan jualannya. Hal ini karena sebagian pemburu gaharu juga menjadi pencari harimau.
Ekuatorialpandemi Covid-19 memaksa berkurangnya semua kegiatan, seperti membawa berkah bagi harimau sumatera dan penghuni hutan lainnya. Namun, tak ada yang bisa menjamin apakah situasi tersebut bakal bertahan ketika pandemi mereda.
EkuatorialHarimau memang dianggap sebagai ancaman bagi penduduk, khususnya bagi mereka yang hendak berladang pada masa lampau. Namun, harimau bukan sekadar ancaman. Ada potensi cuan dari bertaruh nyawa berburu si Raja Rimba.
Jaring.idPusat dari bisnis kulit harimau dan segala jenis hewan langka di Sumatera, ada di pulau Batam. Pintu masuk utamanya adalah Pelabuhan Kuala Tungkal di Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Jaring.idLebih dari 20 perusahaan menduduki rumah Harimau Sumatra. Hilangnya hutan yang kemudian beralih fungsi membuat hilang pula daya dukung terhadap Harimau Sumatra, berupa pakan atau tempat perlindungan mereka.
BetahitaSemua jenis belida berstatus dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi. Akan tetapi di Kalimantan selatan ikan belida masih diperjualbelikan secara masif.
Kanal KalimantanPelaku usaha di Kabupaten Barito Kuala, memanfaatkan daging ikan belida sebagai bahan baku kerupuk yang menjadi buah tangan wisatawan, benturan peraturan menjadi tantangan Kepala Daerah demi kelangsungan pelaku usaha disana.
Kanal KalimantanMasyarakat masih banyak tidak tahu bahwa ikan belida berstatus dilindungi dan satu jenis sudah punah dan 3 jenis tersisa lainnya dalam kondisi terancam punah.
Kanal Kalimantanikan belida memang sulit untuk dicari dan dibudidayakan karena telurnya itu menempel di dinding kayu dan berapa persennya saja itu yang menetas.
Kanal KalimantanGajah tinggal di hutan dataran rendah yang lembab dan datar. Miris, sepanjang 1990-2010 deforestasi di Sumatra menyentuh angka 7,5 juta hektare.
Tesso NiloKetergantungan ekonomi menggerakan pemburu parot. Jaringannya aktif di Pulau Seram, Maluku. Digandrungi oknum tentara, ramai jual-beli lapak Facebook.
Tirto.idJalan berkelok para pemburu menuju pertobatan, akhir. Oleh mereka, Burung kini diangggap layaknya anak.
Tirto.idSatwa endemik Maluku mengalir di pasar gelap Internasional. Estafet terabas objek wisata, pelabuhan sepi dan kapal eksklusif.
Tirto.idAnggota Tentara Nasional Indonesia terlibat perdagangan satwa burung paruh bengkok. Cara menyelundupkan menggunakan kapal perang hingga pesawat komersial.
Jaring.idPerdagangan dan penyelundupan burung paruh bengkok di Maluku Utara masih marak. Aktor pelaku pun beragam, dari masyarakat biasa sampai aparat negara.
MongabayPraktik perdagangan satwa dilindungi masih marak di Indonesia. Termasuk di Bandung. Ada bayang-bayang aparat di baliknya.
BandungBergerak.idDi Pasar Sukahaji, Bandung, orang leluasa menjual dan membeli burung paruh bengkok. Tanpa sembunyi-sembunyi, tanpa rasa kapok.
BandungBergerak.idBagaimana Pasar Sukahaji dapat menjadi etalase satwa liar dilindungi? Cicit-cuit burung di sana ibarat jerit yang terjerat.
BandungBergerak.idNTB merupakan salah satu pemasok burung untuk Pulau Bali dan Jawa. Ribuan penyeludupan burung diperjual tanpa kelengkapan dokumen resmi ke luar NTB.
Mayunng.idPerburuan dan perdagangan ilegal satwa endemik Papua, seperti jenis paruh bengkok terus marak. Para pedagang ilegalnya termasuk oknum-oknum tentara, yang semestinya menjadi penjaga keragaman hayati negeri ini.
MongabayOknum temtara di Kapal perang TNI-AL kedapatan membawa burung-burung endemik langka dan dilindungi dari Papua. Sekitar 140 burung endemik Papua itu pun kena sita. Saat penyerahan satwa ke BBKSA Jawa Timur, jumlah satwa menyusut?
MongabayNelayan di seputar Kepulauan Wakatobi biasa menangkap ikan Napoleon dan memperdagangkan secara ilegal Ikan Napoleon di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
MongabayBerstatus dilindungi, ikan napoleon di Taman Nasional Wakatobi masih diburu. Diperdagangkan ala-ala mafia ke luar negeri setiap dua bulan sekali.
Kendari PosSelain masyarakat berduit, pembeli ikan Napoleon berasal dari oknum pejabat aparatur sipil negara di Kota Baubau hingga oknum kepolisian di Polres Baubau dan Polda Sultra
MongabayPopulasi Ikan Napoleon semakin berkurang akibat penangkapan liar. Situasi ini menjadi ancaman terhadap sektor kepariwisataan yang merupakan sumber ekonomi utama di Wakatobi.
MongabayWalaupun ikan napoleon sudah dilindungi secara terbatas pada tahun 2013, akan tetapi perdagangannya masih bebas dilakukan di pasar Warneo
Kendari PosSelat yang memisahkan Indonesia, Malaysia, dan Singapura menjadi jalur penyelundupan internasional satwa dilindungi. Memanfaatkan pantai-pantai sepi.
IDN TIMES SUMUTMonyet ekor panjang yang jadi objek penelitian ternyata menghadapi siksaan hebat. Izin kuota tangkap yang dikeluarkan oleh BRIN melalui SK KLHK juga punya banyak kejanggalan.
Narasi NewsroomPara aktivis mendesak agar pemerintah segera menetapkan monyet ekor panjang sebagai satwa dilindungi. Hal ini didasari pada maraknya eksploitasi terhadap monyet ekor panjang oleh manusia, mulai dari perburuan, perdagangan, penyiksaan, termasuk untuk kepentingan medis.
Mojok.coupaya mengurangi konflik petani dengan monyet ekor panjang (MEP) sudah banyak dilakukan, akan tetapi lahan pertanian warga tetap dimasuki oleh MEP. Disisi lain perusahaan yang memiliki hak untuk menangkap MEP dijawa hanya CV. Primaco Indonesia yang diduga perizinannya kurang lengkap.
Mojok.coPasopati Project dirancang sebagai sebuah situs yang menampilkan informasi, data, dan analisis isu-isu kehutanan, persawitan, dan pertambangan. Situs ini fokus menyampaikan suara kritis pada tema-tema tersebut di atas, termasuk mengenai pelakunya dan kebijakan-kebijakan terkait.
Pasopati Project didedikasikan untuk mencapai salah satu tujuan Auriga, yakni mengeliminir aksi-aksi destruktif terhadap sumberdaya alam.
Situs ini dikelola oleh Auriga. Namun demikian ekspose-ekspose tertentu dalam situs ini dilakukan bersama jejaring.