POIN KUNCI
- analisis Population Viability Analysis (PVA) dilakukan prediksi akan terjadi kepunahan lokal sebanyak 19 kantong dari 22 kantong yang tersisa dalam kurun waktu 100 Tahun kedepan.
- Terdapat 3 Kawasan yang harus dijadikan prioritas dalam konservasi macan tutul jawa yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, Halimun – Salak dan Merubetiri.
- Perburuan dan perdagangan macan tutul jawa masih terjadi, seperti pada tahun 2015 macan tutul banyak yang terjerat, sedangkan pada tahun 2019 banyak macan tutul yang dijual bebas di platform sosial media dan illegal.
- Kebun binatang harusnya dapat mengembalikan satwa-satwa yang ada ke alam dan bukan menjadi koleksi, karena satwa yang ada dikebun binatang merupakan satwa milik negara bukannya satwa milik kebun binatang.
- Pemerintah indonesia saat ini sepertinya belum sanggup dalam management populasi satwa liar, karena untuk kegiatan inventarisasi dan monitoring saja sudah kualahan apalagi kalo mau naik kelas untuk memanagement suatu populasi.
RINGKASAN
Erwin wilianto, Member of IUCN SSC Cat Specialist Group menyampaikan bahwa hutan di Pulau Jawa hanya tersisa 24% dari total luasannya. Didalam hutan tersebut terdapat banyak jenis satwa dilindungi seperti badak jawa, burung elang, kodok merah dan macan tutul jawa. Terkhusus untuk macan tutul jawa diperkirakan Habitatnya hanya tersisa 11.000 Km2 saja yang terbagi dalam 22 kantong habitat yang tersebar mulai dari TN. Ujung Kulon di bagian Barat pulau jawa sampai dengan TN. Alas Purwo di bagian timur pulau jawa. Sebelumnya diperkirakan ada 29 lanskap yang dinilai sesuai menjadi habitat macan tutul jawa, akan tetapi berdasarkan assesment terakhir terkonfirmasi 22 lanskap yang ada macan tutul jawanya sedangkan 7 lainnya sudah tidak ditemukan macan tutul jawa didalamnya. Dan berdasarkan estimasi terakhir maka di ketahui bahwa jumlah macan tutul jawa yang tersisa sebanyak 319 Individu yang tersebar di seluruh pulau jawa.
Irene Margareth Romaria Pinondang, Mahasiswi Doktoral dari University of Kent menyampaikan bahwa status konservasi dari macan tutul jawa mengalami perubahan dari sebelumnya Critically endangered menjadi Endangered. Perubahan status ini bukan dikarenakan kondisi populasi dari macan tutul jawa yang semakin membaik, akan tetapi dikarenakan informasi yang lebih baik dan kualitas data yang banyak serta lebih baik terkait distribusi, populasi dan ancamannya. Sebagai contoh pada tahun 2008 hanya dilakukan perhitungan pada 2 taman nasional yang selanjutnya dilakukan ektrapolasi, sedangkan di tahun 2021 dilakukan pengumpulan data pada 9 taman nasional yang menjadi habitat dari macan tutul jawa. Berdasakan analisis Population Viability Analysis (PVA) dilakukan prediksi akan terjadi kepunahan lokal sebanyak 19 kantong dari 22 kantong yang tersisa dalam kurun waktu 100 Tahun kedepan.
Terdapat 3 Kawasan yang harus dijadikan prioritas yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, Halimun – Salak dan Merubetiri. Ketiga Taman Nasional Tersebut memiliki jumlah macan tutul yang cukup banyak (>50 Individu), memiliki luasan area yang luas dan yang terpenting lokasi tersebut merupakan kawasan lindung. Berdasarkan hal tersebutlah yang melatarbelakangi rekomendasi akan penetapan 3 kawasan prioritas tersebut, simpul Margareth.
Erwin Wilianto juga menyebutkan bahwa Ketersediaan ruang habitat dan jelajah macan tutul semakin berkurang, apalagi macan tutul mulai masuk ke hutan-hutan yang berbatasan langsung dengan masyarakat. Ruang habitat dari macan tutul jawa yang semakin terdesak akibat pembukaan lahan untuk pertanian dan property, kebutuhan kulit dan organ dari macan tutul untuk perangkat budaya (Reog). Hal-hal tersebut mengakibatkan meningkatnya angka konflik yang terjadi. Konflik macan tutul dari tahun 2007 – 2019 mengalami kenaikan yang signifikan. Selain peningkatan kejadian konflik angka perburuan dan perdagangan akan macan tutul jawa juga masih sering terjadi, seperti tahun 2015 macan tutul banyak yang terjerat, sedangkan pada tahun 2019 banyak macan tutul yang dijual bebas di platform sosial media dan illegal.
Hal yang harus diperhatikan selain kondisi populasi yang ada di in-situ tapi juga kondisi populasi yang ada di ek-situ. macan tutul jawa yang ada di eksitu harusnya selaras dengan yang ada di insitu guna mendukung populasi yang ada dialam, akan tetapi sejauh ini hanya yang berasal dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) saja yang ada untuk pelepasliaran ke alam sedangkan untuk kebun binatang sejauh ini belum pernah ada pelepasliaran kembali ke alam. Padahal disaat yang bersamaan jumlah satwa yang ada di kebun binatang juga jumlahnya tidak sedikit. Dan harapannya kebun binatang ini dapat mengembalikan satwa-satwa yang ada ke alam dan bukan menjadi koleksi, serta yang perlu diingat adalah satwa yang ada dikebun binatang merupakan satwa milik negara bukannya satwa milik kebun binatang.
Dalam upaya konservasi pemerintah indonesia saat ini sepertinya belum sanggup dalam management populasi satwa liar, karena untuk kegiatan inventarisasi dan monitoring saja sudah kualahan apalagi kalo mau naik kelas untuk memanagement suatu populasi. Akan tetapi hal tersebut harus terjadi disuatu saat jangan sampai kedepannya kantung-kantung populasi yang terisolasi akan mengalami kepunahan lokal. Kita sudah pernah kehilangan harimau jawa dan jangan sampai kita kembali kehilangan macan tutul jawa dan kejadian harimau jawa terulang kembali dimasa yang akan datang, dan mari bersama bekerja sama untuk mendukung pelestarian dari macan tutul jawa yang tersisa.
Ilham Purwa F, Anggota Forum Macan Tutul Jawa menyampaikan bahwa tantangan konservasi macan tutul jawa yang dihadapi berupa, kerjasama multi-Stakeholder, konflik, estimasi populasi yang ada di alam secara berkala, memperbaiki fungsi kawasan dari habitat macan tutul jawa yang tersisa, memastikan konektifitas antara kantung populasi tetap ada dan memastikan bagaimana upaya konservasi-nya terutama yang berada diluar kawasan konservasi harus menjadi prioritas utama dalam upaya konservasi macan tutul jawa.
Seluruh acara dapat disimak di kanal youtube Auriga Nusantara.
NARASUMBER
- Erwin Wilianto (Member of IUCN SSC Cat Specialist Group): Interaksi Manusia – Macan Tutul Jawa dan Upaya Mitigasinya
- Ilham Purwa F (Anggota Forum Macan Tutul Jawa): Peranan Multistakeholder Dalam Upaya Konservasi Macan Tutul Jawa
- Irene Margareth Romaria Pinondang (University of Kent): Kondisi populasi dan tandangan konservasi Macan Tutul Jawa